Elon Musk Ancam Keluar Tesla Jika Paket Gaji Rp1 Kuadriliun Tidak Disetujui Pemegang Saham

JurnalLugas.Com – CEO Tesla, Elon Musk, mungkin akan meninggalkan perusahaan mobil listrik ini jika para pemegang saham memutuskan untuk tidak menyetujui paket gaji senilai 56 miliar dolar AS, sekitar Rp944 triliun atau nyaris mendekati Rp1 kuadriliun, demikian menurut Ketua Dewan Komisaris Tesla, Robyn Denholm.

Dalam sebuah surat kepada para pemegang saham Tesla yang ditulis oleh Denholm, yang juga merupakan anggota dewan dari Australia, ia menyatakan bahwa Musk tidak kekurangan ide atau peluang di tempat lain yang memungkinkan dia membuat perubahan besar di dunia.

Read More
Baca Juga  Kenapa Mobil di Thailand Lebih Murah dari pada di Indonesia ini Alasannya

Pernyataan tersebut berfungsi sebagai peringatan terselubung kepada para pemegang saham, mengisyaratkan bahwa CEO Tesla tersebut bisa meninggalkan perusahaan jika paket gajinya tidak disetujui.

Pada tahun 2018, para pemegang saham Tesla menyetujui sebuah kesepakatan khusus yang mengatur bahwa Musk tidak menerima gaji tetap dari perusahaan, tetapi diberi kompensasi berdasarkan pertumbuhan dan pencapaian target pendapatan Tesla.

Namun, pada Januari 2024, seorang hakim di Delaware membatalkan kesepakatan tersebut dengan alasan bahwa Musk memiliki pengaruh yang terlalu besar terhadap dewan direksi perusahaan.

Dengan pembatalan tersebut, paket gaji besar ini tidak lagi mengikat, tetapi masih bisa disetujui jika mayoritas pemegang saham menginginkannya.

Baca Juga  Pede Jualan Mobil Listrik GAC Bangun Pabrik di Cikampek Produksi AION Y Plus Andry Ciu Harga Bisa Murah

Tesla juga meminta persetujuan para pemegang saham untuk memindahkan lokasi kantor pusat perusahaan dari negara bagian Delaware yang bebas pajak ke Texas.

Denholm menyatakan bahwa di bawah kepemimpinan Musk, Tesla telah menciptakan nilai lebih dari 735 miliar USD (Rp11,9 triliun) bagi para pemegang saham. Ia mendesak para pemegang saham untuk menjunjung tinggi kesepakatan yang dibuat pada tahun 2018.

“Menjunjung tinggi kesepakatan kita, dengan meratifikasi keputusan yang kita semua buat pada tahun 2018, lebih penting dari sebelumnya,” tulisnya dalam surat terbuka tersebut.

“Jika Tesla ingin mempertahankan perhatian Elon dan memotivasinya untuk terus mencurahkan waktu, energi, ambisi, dan visinya untuk memberikan hasil yang sebanding di masa depan, kita harus mempertahankan kesepakatan kita,” tambahnya.

Baca Juga  Resmikan Layanan Starlink di Denpasar Bali Elon Musk Bertandang ke Indonesia Beri Layanan Internet Puskesmas

Paket gaji tersebut berbentuk opsi saham yang harus dipertahankan oleh Elon Musk selama minimal lima tahun, yang hanya akan menjadi insentif baginya untuk terus memberikan nilai bagi Tesla dan para pemegang saham, kata Denholm.

Meskipun Musk membantah adanya diskusi tersebut, pada Mei 2024, terdapat laporan yang mengklaim bahwa CEO Tesla ini telah didekati oleh Mantan Presiden AS dan calon presiden Donald Trump mengenai pekerjaan sebagai penasihat senior di Gedung Putih, jika Trump terpilih kembali pada bulan November ini.

Related posts