Perdagangan Bursa Saham Asia Bervariasi Menjelang Keputusan Federal Reserve dan Data Inflasi

JurnalLugas.Com – Pada Selasa (11/6/2024), bursa saham Asia menunjukkan pergerakan ekuitas yang bervariasi. Hal ini terjadi setelah sesi perdagangan yang relatif tenang di Wall Street, di mana para investor sedang mempersiapkan diri untuk keputusan Federal Reserve (The Fed) dan data inflasi utama yang akan dirilis minggu ini.

Di Tokyo, saham-saham diperkirakan akan mengalami penguatan, sementara di Sydney, ada kemungkinan terjadi penurunan. Pasar saham di Hong Kong dan Australia kembali dibuka setelah libur nasional. Para pelaku pasar siap menghadapi volatilitas yang dipicu oleh faktor makroekonomi dari Amerika Serikat, serta ketidakpastian politik di Eropa yang turut membatasi pergerakan pasar saham.

Read More

Pada hari Senin, saham Apple Inc mengalami penurunan meskipun perusahaan tersebut meluncurkan fitur-fitur kecerdasan buatan baru. Di Eropa, saham-saham mengalami kemerosotan setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menghadapi kekalahan dalam pemilihan Parlemen Eropa, yang memaksa diadakannya pemungutan suara legislatif. Imbal hasil obligasi 10 tahun Prancis mencapai puncak tertingginya tahun ini, sementara saham bank-bank utama di negara tersebut turut mengalami penurunan. Euro juga melemah terhadap mata uang negara maju lainnya.

Baca Juga  Pasar Saham Asia Hang Seng Hong Kong Shanghai Composite Nikkei 225 dan KOSPI Melemah di Tengah Penantian Data Inflasi AS serta The Fed

Di Wall Street, sejumlah meja perdagangan ternama, termasuk JPMorgan Chase & Co dan Citigroup Inc, memperingatkan investor untuk bersiap menghadapi guncangan pasar setelah rilis indeks harga konsumen pada Rabu dan keputusan suku bunga dari The Fed. The Fed diharapkan mempertahankan suku bunga tetap stabil, namun proyeksi suku bunga dari para pejabat masih belum pasti. Sebanyak 41% ekonom memperkirakan adanya dua kali pemangkasan suku bunga dalam “dot plot”, sementara persentase yang sama memprediksi hanya satu kali pemangkasan atau bahkan tidak ada pemangkasan sama sekali.

Baca Juga  3 Saham Perusahaan di BEI MCOL AUTO TPMA Kompak Terperosok Investor Terjebak Dividen

Chris Larkin dari E*Trade, bagian dari Morgan Stanley, menyatakan, “Permainan tebak-tebakan suku bunga terus berlanjut. Bahkan angka inflasi yang paling bersahabat mungkin tidak akan mendorong The Fed untuk bertindak lebih cepat dari September.”

Sementara itu, indeks S&P 500 naik 0,3% dan ditutup pada rekor baru. Nvidia Corp mulai diperdagangkan setelah pemecahan saham 10 banding satu, sementara GameStop Corp anjlok 12%. Di pasar Treasury, pergerakan kecil terjadi menyusul lelang obligasi tiga tahun senilai US$58 miliar yang kurang diminati, menjelang penjualan obligasi 10 tahun senilai US$39 miliar pada Selasa. Harga minyak juga mengalami kenaikan pada awal perdagangan Selasa, mencoba menutup kerugian dari aksi jual pekan lalu.

Jason Pride dan Michael Reynolds dari Glenmede mengungkapkan, “Rilis ‘dot plot’ baru yang menguraikan proyeksi The Fed untuk jalur suku bunga akan menjadi fokus utama. Untuk investor pendapatan tetap, pendekatan Fed yang lebih sabar dan lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama kemungkinan akan membuat imbal hasil obligasi tetap tinggi karena tekanan inflasi tetap ada.”

Baca Juga  Harga Emas Dunia Naik Tipis Pasar Menanti Data Inflasi PCE AS Investor Tunggu Kebijakan Moneter Federal Reserve (The Fed)

Di Asia, para trader mencerna data dari Jepang yang menunjukkan penurunan produk domestik bruto (PDB) pada laju tahunan sebesar 1,8% dalam tiga bulan hingga Maret. Data ini mencerminkan pengurangan pengeluaran oleh konsumen dan perusahaan, serta penumpukan persediaan yang tidak terjual di gudang akibat tren inflasi terkuat dalam beberapa dekade terakhir yang menekan pengeluaran riil.

Di AS, para pedagang bersiap untuk perubahan signifikan pada Rabu, dengan laporan harga konsumen di pagi hari dan keputusan suku bunga The Fed di sore hari. Pasar opsi memprediksi pergerakan S&P 500 sebesar 1,25% ke salah satu arah, berdasarkan biaya opsi put dan call at-the-money. Jika perkiraan ini berlaku hingga penutupan Selasa, maka akan menjadi ayunan tersirat terbesar menjelang keputusan The Fed sejak Maret 2023, menurut Stuart Kaiser, kepala strategi perdagangan ekuitas AS di Citigroup Inc.

Related posts